Susahnya menjadi Guru baik !


Guru adalah manusia yang akan selalu ada di setiap peradaban manusia. Karena hanya dengan gurulah peradaban itu akan menjadi beradab.

Apalah artinya kehidupan jika tidak ada guru. Manusia-manusia bijak mucul berkat sentuhan ketulusan guru-guru yang menakjubkan. Guru-guru yang sepenuh hati mengajar. Guru yang mengabdikan jiwa dan raganya demi kebaikan kehidupan diri dan orang lain. Manusia yang mampu menyelami kehidupan-kehidupan masa lalu, sekarang, dan masa depan

Tidak mudah menjadi guru yang baik, dikagumi dan dihormati oleh anak didik, masyarakat sekitar dan rekan se-profesi. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk mendapat pengakuan sebagai guru yang baik dan berhasil.

Pertama. Berusahalah tampil di muka kelas dengan prima. Kuasai betul materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Jika perlu, ketika berbicara di depan kelas tidak membuka catatan atau buku pegangan sama sekali. Berbicaralah yang jelas dan lancar sehingga terkesan di hati siswa bahwa kita benar-benar tahu segala permasalahan dari materi yang disampaikan.

Kedua. Berlakulah bijaksana. Sadarilah bahwa siswa yang kita ajar, memiliki tingkat kepandaian yang berbeda-beda. Ada yang cepat mengerti, ada yang sedang, ada yang lambat dan ada yang sangat lambat bahkan ada yang sulit untuk dapat mengerti. Jika kita memiliki kesadaran ini, maka sudah dapat dipastikan kita akan memiliki kesabaran yang tinggi untuk menampung pertanyaan-pertanyaan dari anak didik kita. Carilah cara sederhana untuk menjelaskan pada siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah dengan contoh-contoh sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari walaupun mungkin contoh-contoh itu agak konyol.

Ketiga. Berusahalah selalu ceria di muka kelas. Jangan membawa persoalan-persoalan yang tidak menyenangkan dari rumah atau dari tempat lain ke dalam kelas sewaktu kita mulai dan sedang mengajar.

Keempat. Kendalikan emosi. Jangan mudah marah di kelas dan jangan mudah tersinggung karena perilaku siswa. Ingat siswa yang kita ajar adalah remaja yang masih sangat labil emasinya. Siswa yang kita ajar berasal dari daerah dan budaya yang

mungkin berbeda satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan kebiasaan kita, apalagi mungkin pendidikan di rumah dari orang tuanya memang kurang sesuai dengan tata cara dan kebiasaan kita. Marah di kelas akan membuat suasana menjadi tidak enak, siswa menjadi tegang. Hal ini akan berpengaruh pada daya nalar siswa untuk menerima materi pelajaran yang guru berikan.

Kelima. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa. Jangan memarahi siswa yang yang terlalu sering bertanya. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa dengan baik. Jika suatu saat ada pertanyaan dari siswa yang tidak siap dijawab, berlakulah jujur. Berjanjilah untuk dapat menjawabnya dengan benar pada kesempatan lain, sementara kita berusaha mencari jawaban tersebut. Janganlah merasa malu karena hal ini. Ingat sebagai manusia kita mempunyai keterbatasan. Tapi usahakan hal seperti ini jangan terlalu sering terjadi. Untuk menghindari kejadian seperti ini, berusahalah untuk banyak membaca dan belajar lagi. Jangan bosan belajar. Janganlah menutupi kelemahan kita dengan cara marah-marah bila ada anak yang bertanya sehingga menjadikan anak tidak berani bertanya lagi. Jika siswa sudah tidak berani bertanya, jangan harap pendidikan/pengajaran kita akan berhasil.


Keenam. Memiliki rasa malu dan rasa takut. Untuk menjadi guru yang baik, maka seorang guru harus memiliki sifat ini. Dalam hal ini yang dimaksud rasa malu adalah malu untuk melakukan perbuatan salah, sementara rasa takut adalah takut dari akibat perbuatan salah yang kita lakukan. Dengan memiliki kedua sifat ini maka setiap perbuatan yang akan kita lakukan akan lebih mudah kita kendalikan dan dipertimbangkan kembali apakah akan terus dilakukan atau tidak.

Ketujuh. Harus dapat menerima hidup ini sebagai mana adanya. Di negeri ini banyak semboyan-semboyan mengagungkan profesi guru tapi kenyataannya negeri ini belum mampu/mau mensejahterakan kehidupan guru. Kita harus bisa menerima kenyataan ini, jangan membandingkan penghasilan dari jerih payah kita dengan penghasilan orang lain/pegawai dari instansi lain. Berusaha untuk hidup sederhana dan jika masih belum mencukupi berusaha mencari sambilan lain yang halal, yang tidak merugikan orang lain dan tidak merugikan diri sendiri.

Kedelapan. Tidak sombong. Tidak menyombongkan diri di hadapan murid/jangan membanggakan diri sendiri, baik ketika sedang mengajar ataupun berada di lingkungan lain. Jangan mencemoohkan siswa yang tidak pandai di kelas dan jangan mempermalukan siswa (yang salah sekalipun) di depan orang banyak. Namun panggillah siswa yang bersalah dan bicaralah dengan baik-baik, tidak berbicara dan berlaku kasar pada siswa.


Kesembilan. Berlakulah adil. Berusahalah berlaku adil dalam memberi penilaian kepada siswa. Jangan membeda-bedakan siswa yang pandai/mampu dan siswa yang kurang pandai/kurang mampu ,serta tidak memuji secara berlebihan terhadap siswa yang pandai di hadapan siswa yang kurang pandai.


Slogan “Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” apakah masih pantas kita sandang….?

Masih ingatkan anda wahai pahlawan tanda tanda jasa dengan lagu ini :

Terpujilah Wahai Engkau Ibu Bapak Guru

Namamu Akan Selalu Hidup Dalam Sanubariku

Semua Baktimu Akan Ku Ukir Di Dalam Hatiku

Sbagai Prasasti Trimakasihku Tuk Pengabdianmu

Engkau Sebagai Pelita Dalam Kegelapan

Engkau Laksana Embun Penyejuk Dalam Kehausan

Engkau Patriot Pahlawan Bangsa Tanpa Tanda Jasa

Esok pagi minta anak-anak menyanyikan lagu tersebut dengan penuh hikmat. Jika anda benar-benar guru menakjubkan, pastinya anda akan meneteskan air mata. Bangganya menjadi guru, hebatnya menjadi guru, dan mulianya menjadi guru. Apakah anda akan menyia-yiakan semua ini? Apakah anda akan membiarkan title guru profesional ini hanya mendapat tambahan gaji tanpa memberikan hal yang lebih?

Pastinya anda adalah orang-orang terpilih yang akan membawa perubahan anak cucu kita menjadi pribadi yang mulia. Kami yakin anda akan berubah menjadi guru yang menakjubkan yang selalu dinanti dan dikenang semua anak manusia.

Ada suatu ungkapan mengenai hal ini.

Guru yang biasa saja - membaca
Guru yang lumayan - menjelaskan
Guru yang baik - memeragakan
Guru yang terbaik - memberi inspirasi!

Jadi, guru yang paling baik itu, bukan sekadar bekerja sebagai orang yang memberi tahu, tapi dia juga membantu membentuk kepribadian muridnya.
Dia menjadi teladan. Bukan hanya membuat murid mengerti apa yang diajarkan, tapi memacu murid menjadi untuk lebih baik.





0 komentar:

Creative Commons License
Nuansa Tika by http://nuansatika.blogspot.com/ is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 3.0 Unported License.
Based on a work at nuansatika.blogspot.com.
Permissions beyond the scope of this license may be available at http://nuansatika.blogspot.com/.
Kartika Widyaningsih
Nuansa Tika
PPPPTK Bisnis dan Pariwisata Jakarta
Depok, Jawa Barat
ID
kartika_wd@yahoo.com

Curahan Pikiran dan Hatiku

Komentar Terbaru

Silahkan tulis pesan anda disini!
Locations of visitors to this page
Powered By Blogger