A Note for me, my self and I. Well, I'll try to not be a smart a$$ for a few minutes. (gah!)
Curhat Colongan! Pret duut Cuiiyyhhh Nngiiik..

Today, Yesterday and Tomorrow

Setelah pulang dari kantor, dengan berbagai rutinitas, keunikan dan keluhan yang ada.. baik dari diri sendiri maupun rekan sejawat. Saya langsung menuju kamar, terdiam, termenung sejenak.
Termenung....

"Saya berpikir dan begulat untuk menerima bahwa memang tidak ada yang sempurna. Alangkah indahnya, apabila setiap orang mampu menerima, memaklumi kelemahan orang lain dengan melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain.. Damainya hidup ini.."

..dan seperti rewind kaset... termenungku dibangunkan dengan ingatan akan sebuah Buku. Buku resep pengusir rasa gundah gulana (La Tahzan!). Saya langsung bergegas keluar kamar dan menanyakan kepada kedua orang tua saya. Bu.. Pak, kemana buku La Tahzan? Bapak menjawab: "Cari saja di lemari buku", Ibu menjawab: "Bukan, bukunya ditaruh di meja kecil, belakang kursi di ruang tamu, tadi siang Ibu baru baca". "Mana sih bukunya.. Ooh, ternyata tertutup tumpukan koran", pikir saya. Saya buka, baca perlahan, halaman per halaman dan terhenti dihalaman 113.

Jangan Bersedih, Tanyakan Pada Diri Anda Tentang Hari Ini, Kemarin dan Hari Esok

Dalam buku tersebut, tertulis...

Tutuplah pintu besi masa lalu dan masa depan, dan hiduplah dalam detik-detik hari ini.
Suatu hari Marcus Aurelius, salah seorang kaisar Romawi yang bijaksana berkata,

"Aku akan menghadapi orang-orang yang banyak bicara, yang egois alias hanya cinta pada diri mereka sendiri. Namun aku tidak kaget dan terganggu dengan semua itu. Sebab aku tidak pernah membayangkan alam yang tidak ada manusia seperti mereka!"

"Jiaaah!! Gubraks!!", pikir saya. Ini dia masalahnya, sudah beberapa bulan ini galau mengitari kepala ini, bagai burung yang selalu berkicau mengikuti kemanapun saya pergi. "Percuma ya, capek-capek cemang-cemong sana sini, ribut sana sini, send to:, cc to:, bcc to:, haaaaalah!", hatiku bergetar. Alam memang diciptakan seperti itu. "Ya.. take it easy aja, nyante aj, ngapain dipikirin cepet tuak", kutipan harian dari teman pulang kantor saya yang terkadang saya anggap sebagai pria autis (LOL). "Ternyata benar juga ya! Psikolog handal!", pikir saya.
Ya hayyu, ya qayyum.